Senin, 16 Juni 2008

The Mission


Konser kecil bertajuk 'The Mission' itu sudah selesai. Menjelang pukul 8 malam, 15 Juni 2008, pagelaran seni The Young Ambassador, Euphonic Option, Mandarin dan English Club, serta beberapa siswa SD dan SMP pilihan sontak riuh rendah dilanda kegembiraan. Mereka telah berhasil memberikan kebahagian yang luar biasa kepada Daisy Princesa dan Titus Chen. Saya juga menarik nafas lega.

Berada diantara keceriaan jiwa-jiwa muda itu membuat saya bersemangat. Saya memang pada awalnya meletakan hati saya dalam segala persiapan pementasan 'The Mission'. Meskipun secara teknis sahabat-sahabat saya yang lain bekerja mati-matian. Diantara waktu-waktu yang sangat mendesak --antara menyelesaikan tugas-tugas rutin dan mengatur rencana masa depan-- saya berusaha sekuat tenaga memberikan sumbangsih, meskipun dalam segala keterbatasan saya.

Ya, konser kecil itu berjudul 'Misi'. Kata yang sangat berharga dalam hidup saya. Hari-hari belakangan menyelipkan satu peringatan agar saya memahami misi saya. Misi sebagai seorang ibu, istri, dan guru. Peran yang bisa saya lakukan hanya dengan pertolongan Tuhan, karena 3 status itu luar biasa sulit...sungguh.....

Rabu, 04 Juni 2008

Pancasila? Yang Ada Lima Itu Ya?


Setelah 4 tahun menjadi guru kelas 1 Sekolah Dasar, saya dapat menyimpulkan lagu wajib yang menduduki peringkat tertinggi untuk dipilih murid-murid saya saat ulangan musik adalah 'Garuda Pancasila'. Entah mengapa. Mungkin karena lagu itu singkat, bersemangat, dan gampang diingat oleh anak-anak. Meskipun beberapa menyanyikannya dengan 'out of tune', saya tetap menikmati cara menyanyi dan berekspresi jiwa-jiwa muda itu. Dan sayapun terkenang oleh masa kecil saya.

Seingat saya 'Garuda Pancasila' adalah lagu penghantar sajian TVRI (Televisi Republik Indonesia) dari berita Nasional ke satu acara hiburan sekitar jam 7.30-an malam. Karena acara setelah berita biasanya acara yang menarik, saya selalu sabar menunggu lagu itu selesai dikumandangkan. Itu menjadi saat yang patut dikenang karena momen seperti itu tidak lagi ditemukan dengan ramuan acara televisi swasta yang melulu menyajikan hiburan ringan (--atau malahan pembodohon). Setelah berpuluh tahun, 'Garuda Pancasila' meninggalkan kenangan menyenangkan bagi jiwa saya yang menemukan damainya di dunia pendidikan.

Lalu setelah 1 abad Kebangkitan Nasional, tibalah Bangsa Indonesia pada tanggal 1 Juni 2008. Hari lahir Pancasila. Sang Proklamator Ir. Soekarno melabelkan 'Pancasila' untuk lima dasar yang diusulkannya pada rapat BPUPKI (Badan Persiapan Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) 63 tahun lalu. Masih segar dalam ingatan saya kata-kata guru PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa) semasa SMP bahwa ide lima dasar itu sudah menjadi ilham bagi Mpu Prapanca dan Mpu Tantular zaman Majapahit dulu, dalam kitab Negara Kertagama dan Sutasoma. Sejarah memang mempesona saya. Betapa seharusnya bangsa ini kaya dengan orang-orang cerdas berbudaya tinggi jika masing-masing orang memiliki akses terhadap kesempatan menuju pendidikan.

Saya sempat tersenyum kecut saat, sajian program berdurasi pendek di Metro TV hari Minggu lalu yang bertanya kepada beberapa orang tentang Pancasila. Lima dasar yang sudah ditetapkan sebagai dasar negara oleh 'Our Founding Fathers' tidak mendapatkan tempat pemahaman layak bagi sebagian orang. Dan di akhir program ada seorang ibu yang ditanyakan apakah ia tahu tentang Pancasila. Dengan malas-malasan dan enggan ia menjawab, "Pancasila? Yang ada 5 itu ya?". ------Gedubrakkkkkkk.

Pancasila :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

(Terdapat pada pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Alinea 4)

Garuda Pancasila merupakan lambang negara Indonesia. Lambang ini dirancang oleh Sultan Hamid II dari Pontianak, yang kemudian disempurnakan oleh Presiden Soekarno. Sedangkan Pancasila itu sendiri merupakan dasar filosofi negara Indonesia. Kata Pancasila terdiri dari dua kata dari bahasa Sansekerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas.