Sabtu, 10 Januari 2009

Kepada Orang-orang Tercinta (3)

Perkenalkanlah pasukan pemelihara kebahagiaan saya. Mereka adalah Rhein, Richard, Ezekiel, Randhika, Patrick, Fredrick, Kristoffer, Tiwagar, Nicholas, dan Justin.

Rhein – ahli strategi, mampu merumuskan masalah, pandai membuat alasan, gampang meminta maaf, polos, kinestetis, cerdas, kadang berprasangka, pengamat yang baik, jujur, sensitif.

Richard – ahli membujuk, senang berbagi, tempramen, serba instan, mau berkorban, moody, punya keinginan kuat namun gampang menyerah, ramah, keingintahuan besar, tidak teliti, terburu-buru.

Ezekiel – ahli musik, berkelas, setia kawan, macho, berkeinginan keras, susah dibujuk namun gampang terpengaruh, pemaaf namun susah melupakan, petualang, suka pada tantangan, konsisten

Randhika – ahli pada pertahanan diri, kutu buku, cerdas, pemikir, anti sosial, kaku, mandiri.

Patrick – ahli menularkan semangat, butuh motivasi namun cepat belajar, manja namun mau berusaha.

Fredrick – ahli membujuk, penolong, suka berbagi, ramah, jujur, polos, mampu berpegang pada komitmen, mudah bergaul

Kristoffer – ahli bercerita, pemaaf, pencinta damai, gampang berkompromi.

Tiwagar – ahli berlari, tekun, pendiam, penolong, konsisten, patuh.

Nicholas – ahli mengingatkan orang, tekun, senang berbagi, rapi.

Justin – ahli mengambar, tekun, rapi, sensitif, kemauan keras, kadang iseng, semangat juang tinggi.

Kepada merekalah saya titipkan harapan saya untuk memulai pembaharuan membentuk manusia sejati. Kepada merekalah saya persembahkan kasih dan terima kasih saya yang terbesar. Kepada merekalah saya berikan kepercayaan untuk terus berproses menjadi lelaki-lelaki kecil, remaja, dan dewasa dengan kepribadian utuh dan kepedulian pada sesama. Walaupun tanpa saya ada bersama mereka.

Kepada Orang-orang Tercinta (2)


Adalah Cynthia, Fiona, Sharleen, dan Ferent. Empat malaikat sekaligus kurcaci yang saya cintai. Mereka begitu muda. Belum sewindu waktu yang mereka jalani, namun ribuan arti sudah mereka torehkan pada perjalanan menapaki hakekat kehidupan saya.

Bermula dari Cynthia. Gadis mungil bermata dan berambut indah itu mengenggam tangan saudara laki-lakinya saat pertama kali pertama kami bertemu. Celoteh riangnya selalu muncul saat kami berpapasan di koridor sekolah, di lapangan, di depan toilet, di kantin, di mana-mana. Dia ramah, menyenangkan dan mengemaskan. Lalu kami disatukan dalam hubungan guru dan murid saat Juni 2007, gadis cilik bernama Cynthia Dewi itu berada di kelas saya. Dia pemberontak dengan 101 alasan, dia berdalih untuk mendapatkan pembenaran, dia menolak setiap bentuk disiplin, dan dia akan diam tidak bergeming saat diminta melakukan sesuatu yang tidak disukai. Dia selalu meninggalkan buku-bukunya dalam laci dan selalu menemukan alas an untuk keteledorannya.

Dia potongan puzzle saya yang pertama.

Mata beningnya beradu dengan kerutan dahi saya saat kami beradu argumen. Tangan kecilnya bergerak kesana-kemari seolah ikut member penjelasan bahwa ia tidak bersalah dalam setiap pelanggaran yang ia lakukan. Dan mulut kecilnya akan mengumamkan kata-kata kekecewaan saat saya menyuruhnya menjalani hukuman.

Lalu ia akan segera bereaksi. Berjalan perlahan dan melakukan persis seperti apa yang saya minta.

Senyum saya muncul. Masalah kami sudah selesai. Detik kemudian akan mentransfer kembali keceriaanya, membawa kembali rinai-rinai keriangan yang akhirnya memenuhi rasa cinta kami berdua. Cynthia adalah reporter terbaik. Keterangannya selalu dapat dipercaya, akurat, dan jelas. Dia mampu menceritakan setiap detil kejadian saat saya lemah mengawasi anak-anak. Dia akan datang seperti kamera CCTV yang memutar kembali rekaman kejadian. Tak seorang temanpun menyanggahnya. Dia asisten saya dengan kemampuan reportase terbaik.

Cynthia tidak begitu memperhatikan angka-angka ulangannya. Baginya 8, 9, 10 atau 5 adalah sama. Yang terpenting baginya adalah berbagi kebahagiaan dengan sesama. Kesedihan baginya adalah jika sesorang yang ia kasihi berada dalam masalah. Ia menangis saat saya menangis walaupun ia tidak mengerti arti tangisan saya. Baginya setiap air mata saya adalah kekecewaan karena mereka telah melukai hati saya. Dia hanya tahu bahwa jika saya bersedih ia juga akan merasakan hal yang sama. Cynthia akan berada bersama Fredrick saat teman yang lain mengeluh. Cynthia akan mengulurkan tangannya saat Rhein merasa kata-katanya melukai perasaan. Cynthia dengan senyumnya yang jenaka berada di depan saya di suatu jam makan siang dan berkata, "Mam Maria lucu kalau bilang 'enak'". Saya akan mengenang kalimat itu selamanya.

Kemudian ada Fiona. Dia mulanya muncul sebagai keponakan sahabat saya. Namun selanjutnya ia akan menjadi satu dari murid terpandai saya. Fiona Julieta. Dia punya keanggunan dan kekikukan aristokrat. Dia muncul sebagai gadis kecil dengan kepribadian kuat. Dia mewarisi keinginan untuk selalu berusaha dari ibunya. Dia punya penalaran sempurna untuk seorang anak kecil. Kelemahannya hanya karena Fiona masih harus belajar banyak untuk menerima kekecewaan dalam hatinya. Fiona sahabat yang baik dan pemimpin yang handal. Dia mampu menjaga dan membina persahabatan. Dia gadis kecil dengan komitmen.

Sepanjang hubungan kami dia hampir tidak pernah terlibat masalah. Saya hanya mengingat saat dia berada di depan bersama empat anak laki-laki lainnya. Saya tidak meminta dia maju ke depan. Saya hanya mengemukakan kalau kami ada masalah dengan sekelompok anak yang sering bermain dan berlarian di bawah pohon bambu dekat sungai. Saya menjelaskan bahaya dari aktivitas itu dan meminta kesadaran anak-anak untu mengaku. Saya tahu dia ada bersama mereka tapi saya menunggu ia maju dengan sendirinya. Saya tidak perlu menunggu. Dengan mata yang berkaca-kaca ia maju. Lalu tangisnyapun tumpah. Sejak saat itu Fiona tidak pernah lagi bermasalah. Dia seorang yang menepati janji.

Untuk beberapa periode saya memilihnya menjadi ketua kelas dan selalu merasa puas atas kepemimpinannya. She really makes me proud.

Fiona melengkapi puzzle saya yang hilang.

Setelah itu saya bertemu dengan Sharleen Putri Chasandra. Hm…gadis kecil ini istimewa. Dia tekun, bahkan sangat tekun. Dia punya idealisme. Seringnya idealism itu mendorongnya mendapatkan pencapaian akademis yang baik, namun sesekali idealism itu membawanya dalam masalah. Dia tertutup pada awalnya. Dibutuhkan waktu lebih lama bagi Sharleen untuk berani berbicara. Dia hanya akan menatap dan melakukan tugas-tugasnya. Dia hampir selalu menyelesaikan tugas pertama kali.

Setelah sekian lama kami mulai berbicara.

Sharleen kecil selalu berusaha menjadi yang terbaik. Saya menghormati setiap perjuangan yang ia lakukan. Saya selalu menyebutnya sebagai alasan bagi teman-teman yang lain untuk berusaha lebih keras. Sharleen mampu mengatur dirinya dengan baik. Dia menjadi murid perempuan favorit bagi murid-murid laki-laki. Seringkali Rhein dan Richard datang berbisik kepada saya meminta dan membujuk agar boleh duduk bersama Sharleen. Saya sering menjadikan 'duduk bersama Sharleen' sebagai 'reward' bagi Richard dan Rhein jika mereka mampu menjadi lebih baik. Dan itu selalu berhasil.

Sharleen memang motivasi bagi sebagian murid laki-laki saya.

Sharleen menempelkan potongan lain dalam puzzle kehidupan saya.

Ferent muncul di saat-saat terakhir. Fillanta Ferent Onggo. Dia seorang penghibur. Dia datang dengan keberaniannya. Ferent menghadapi kesulitan pada mulanya. Kedatangannya di pertengahan tahun akademik membuatnya berusaha lebih keras mengejar ketinggalan. Dan dia berhasil.

Ferent bagi saya adalah cerminan kepolosan anak-anak. Suatu hari dia datang kepada saya bertanya, "Mam, mengapa ya perempuan itu selalu tertindas?" Saya kaget setengah mati dengan pertanyaan cerdas seperti itu. Mungkinkah dari seorang anak kelas 1 SD muncul pertanyaan gender dan kepedulian sosial seperti itu? Dengan pelan saya kembalikan pertanyaannya. "Mengapa Ferent bertanya seperti itu?" Kemudian dengan nada malas-malasan dia berkata, "Habis, kalau anak laki-laki punya masalah dan dihukum sama Mam Maria, kami anak perempuan jadi 'gak boleh main juga." Saya sadar seketika. Sejak saat itu hukuman satu untuk semua diharamkan bagi kelas saya.

Ferent seorang fleksibel. Dia mampu memahami alasan, tidak masalah dengan alternatif, dan tetap ceria meskipun akhirnya kami hanya menjalankan rencana kedua. Namun sikap itu menjadi masalah saat saya memintanya melakukan sesuatu. Jika ia tidak berhasil melaksanakan tugas yang saya berikan, ia akan langsung memutuskan untuk melakukan hal yang lain tanpa berkonsultasi kepada saya. Sama seperti Cynthia, Ferent senang membantu. Memiliki dua gadis kecil seperti mereka dalam kelas saya seolah membawa seluruh kebahagiaan untuk hidup saling mengasihi.

Ferent menutup puzzle saya menjadi keeping yang utuh.

Cynthia, Fiona, Sharleen, dan Ferent – terimalah rasa terima kasih saya yang tidak terhingga karena sudah menceritakan kisah bahagia untuk saya. Tetaplah menjadi malaikat-malaikat kecil yang menjaga persabahatan yang terbina antara kita –the class of 2007. Saya menikmati setiap persembahan cinta yang kalian berikan. Kado-kado kecil, surat-surat pendek, dan karya-karya lucu yang kalian berikan akan saya simpan dalam hati –selamanya.


Kepada Orang-orang Tercinta (1)


Untuk Kelas 9 (khususnya) – Christopher, Natashia, Johan, Priscilla, Winona, Erick, Tommy, Ivan, Tiffany, Angelita, Maesa, dan Cornelius

Untuk Kelas 8 – Jimmy, Michelle, Devy, Edward, Suvitti, Hizkia, Gracia, Linda, Vianny, Firly, Kevin, Joshua, Erwin, Tommy, Adam, dan Melissa

Untuk Kelas 7 – Diraj, Eka, Daniel, Hosea, Adi, Selly, Jerry, Diana, Marini, Sukraj, Stefan, Nathan, Sabrina, Ray, Aditya, Stevi, Vincent, Erick, Lydia, David, dan Amanda


Good Morning my beloved students.

Pada saat kalian membaca ini kita tidak lagi bersama sebagai guru dan murid di sekolah yang kita cintai. Tapi kalian semua adalah mutiara-mutiara saya dan sampai kapanpun akan bersedia menjadi guru dan sahabat kalian. Waktu-waktu saya bersama kalian mungkin tidak banyak tapi itu sangat cukup untuk membuat saya memutuskan bahwa kalian sangat berarti dan mengilhami saya merangkum nilai-nilai berharga dalam kehidupan.

Berada bersama kalian, mengajarkan sesuatu yang mungkin kalian anggap baru, mendengarkan celoteh dan komentar kalian (yang kadang lucu, aneh, bahkan menyebalkan), juga menyaksikan kemudaan kalian yang begitu menyenangkan serta menyaksikan 'kenakalan' khas remaja membuat saya merasa beruntung memiliki kesempatan mengenal kalian.

Maafkan saya jika saya terpaksa meninggalkan kalian seperti ini (khususnya untuk Kelas 9) karena hidup adalah pilihan. Sesuatu yang berat bagi saya saat harus tidak memilih kebersamaan bersama kalian saat ini.

Izinkan saya membingkai kenangan yang tercipta di antara kebersamaan yang pernah kita miliki.

Tuhan memberkati kalian semua. I really love you guys!!

--------------------------------------------

Christopher – terima kasih atas antusiasme, keingintahuan, kebijakan, serta rasa kasihmu pada Natashia yang membuat saya melihat keindahan dalam jiwamu. Saya tidak pernah menjumpai remaja dengan ketertarikan pada spiritualisme, kehakikian, dan filosofi seperti kamu. Sering saya berpikir kamu terlalu muda untuk semuanya itu. Namun orang-orang besar awalnya seperti ini. Jika sikap itu diterjemahkan aneh atau cenggeng bagi orang lain, saya justru melihatnya sebagai bentuk 'pertahanan diri' yang kamu tunjukkan. Kamu membuka pesan-pesan untuk teman-temanmu yang lain. Sama seperti harapan saya agar kamu membukakan pintu bagi mereka menuju pemahaman menjadi seseorang yang lebih baik.

Natashia – terima kasih atas senyum kikukmu, atas sikap agungmu melewati kerikil yang seharusnya tidak menjadi milikmu, atas usahamu untuk tetap ceria. Saya percaya suatu saat saya akan mendapati engkau sebagai wanita mulia.

Johan – terima kasih atas perhatian luar biasa dalam kepribadian yang tampak tidak peduli, masa bodoh, dan ogah-ogahan. Saya dapat melihat bahwa engkau rindu untuk mengalami proses untuk menjadikan dirimu lebih baik. Pesan saya , -hati-hati pada kharisma yang engkau miliki. Manfaatkan itu untuk sesuatu yang positif.

Priscilla – terima kasih atas usaha untuk mendapatkan hasil terbaik dalam setiap pencapaian. Cara pandangmu melihat segala sesuatu secara belumlah utuh, namun dengan sedikit usaha dan keyakinan kamu akan menjadi wanita bijak yang mampu membahagiakan orang-orang yang kamu kasihi. Saya suka melihatmu senang membantu dan berusaha menyenangkan orang lain. Sikap melayani yang ada dalam dirimu akan membawa kamu menjadi entrepreneur sejati.

Winona – terima kasih atas pembuktian yang berusaha engkau lakukan. Engkau adalah sebentuk potensi yang terbungkus dalam sikap keengganan. Sedikit komitmen, sedikit rendah hati, sedikit kepedulian akan menghantarkanmu pada kesuksesan. Jiwa mudamu masih harus mengalami banyak hal. Mulailah untuk menunjukkan sikap menghargai terhadap apapun. Kamu akan keluar sebagai pemenang.

Erick – terima kasih atas nuansa bening dalam jiwamu. Kebaikan dan semangatmu adalah kombinasi menarik bagi seorang remaja dengan senyum paling mengagumkan. Keinginanmu untuk melihat sisi baik dalam segala sesuatu diwariskan secara sempurna dari orang tuamu. Saya melihatmu tumbuh – dari anak-anak menjadi remaja, dan saya rindu untuk melihatmu menjadi lelaki dengan kepribadian kuat dan dengan kasih yang penuh. Tetaplah berusaha memberikan yang terbaik.

Tommy – terima kasih atas sikap diam yang menghanyutkan. Saya tahu engkau memiliki begitu banyak kemuliaan. Senyum dan sikapmu berbicara banyak daripada kata-kata. Saya cukup mengerti bahwa di waktu-waktu lalu ada hal-hal yang terlewatkan dan di waktu-waktu yang akan datang ada begitu banyak kesempatan. Berdoa Tommy, dan engkau akan berada di antara 'rising stars' yang menatap dunia dengan keyakinan.

Ivan – terima kasih atas usaha untuk memberikan yang terbaik. Engkau adalah bukti pencapaian saya sebagai guru. Betapa bahagianya saya saat engkau mampu memberikan nilai yang baik –bukan demi kemegahan pribadi namun demi aktualisasi diri. Jadilah dirimu sendiri dan biarkan orang lain melihatmu apa adanya. Saya bahagia saat engkau bahagia.

Tiffany – terima kasih atas konsistensi, kecerdasan, kehati-hatian, ketelitian, dan keanggunan. I can see your beautiful mind. Your curiosity will bring you the whole world. You are still so young and this complicated world will take you nowhere if you don't have faith inside. There are so many mysteries and miseries outside. May God guide you through the path of long-life journey and have a belief that everything is for His sake only. Be in the right path 'cause I am longing to see you among the beautiful angels.

Angelita – terima kasih atas kebaikan murni seorang gadis teramat cantik yang pernah saya kenal. Intuisi kepedulianmu membuat saya kagum. Kenali potensi dirimu Angelita karena saya tidak ingin melihatmu membuang-buang waktu melakukan hal-hal yang tidak kamu sukai. Saya mengasihimu Angelita dan setiap musik yang kamu mainkan akan mengingatkan saya pada kemurnian hati seorang gadis belia.

Maesa – terima kasih atas keunikan yang kamu persembahkan. Saya ingin membicarakan begitu banyak hal denganmu Maesa karena saya ingin menjadi seseorang yang bisa membantu kamu memahami indahnya memilki pengalaman yang tidak dimiliki oleh remaja-remaja lain seusia kamu. Sikapmu membuat saya memutuskan beberapa hal dalam hidup saya termasuk menambahkan satu nilai untuk 'don't judge the book from its cover'. Perjalanan masih panjang Maesa, dan laluilah itu dengan kelapangan jiwa. Saya akan berdiri mengangkat topi dan menundukkan badan saya untuk memberi penghargaan tertinggi bagi seorang wanita muda seperti kamu.

Cornelius – terima kasih atas kerja keras, kecerdasan, dan jerih payah. Kamu adalah lambang pencapaian buat saya. Namun semuanya akan lebih berharga jika kamu berdiri lebih tinggi lagi dan melihat segala sesuatu lebih dari sekedar angka-angka prestasi. Memperoleh kesempatan untuk belajar adalah kesempatan yang luar biasa dan kamu memiliki hampir semua akses menuju pembelajaran. Mulailah mencatat nilai-nilai kehidupan dan tambahkanlah predikat untuk lulus dari 'school of life'. I really enjoy your fighting spirit.

Kalian semua adalah berkat Tuhan dalam kehidupan saya.