
Bukan. Bukan itu yang saya ingin bahas. Bukan sejarah seorang murid, tapi kekaguman saya pada apresiasinya terhadap yang saya sebut 'pencerahan'. Saya suka menulis, dan saya selalu memotivasi murid-murid saya untuk menulis. Sayangnya saya belum bisa profesional soal itu. Akhir-akhir ini saya sering berkunjung ke blognya www.michaelsamuel.blogspot.com, hanya sekedar memantau apa yang ada di benak lulusan terbaik angkatan pertama SMP Makarios ini. Dan dia membuat saya bangga dengan tulisan-tulisannya.
Apresiasi, pencarian makna hidup, dunia kehidupan dari benaknya yang masih hijau, dan perenungannya tentang beberapa hal membuat saya merasa bahwa ia sedang bergerak ke arah pencerahan.
Dia menulis tentang seseorang. Laki-laki yang kadang membingungkan saya dengan pendekatannya yang konvensional dan urakan. Pernah saya berada dalam kelasnya. Dan sepanjang waktu dia hanya mengerutu dan mengeluh tentang kelakuan murid-murid. Apa yang dirasakan oleh anak-anak itu saat selalu menobatkannya sebagai guru favorit? Apakah karena belasan toblerone yang dibagikan gratis? (seperti yang Mike tulis di blognya) Saya tidak bisa menerima prosesnya. Tapi impresi yang diberikan sosok ini luar biasa. Saya hanya bisa menebak. Mungkin karena dedikasinya yang tinggi dibalik ungkapan-ungkapannya yang kadang memerahkan telinga. Mungkin karena baginya murid-murid adalah cerminan pencapaian pribadinya. Mungkin karena hidupnya memang digariskan hanya untuk mengalokasi waktunya menjadi bagian dari ilmu dengan deretan angka. Mungkin karena ia senantiasa menemukan cinta sejatinya pada keberhasilan peserta didiknya. Dan semuanya itu menghasilkan 'output' yang sempurna. Saya yakin ada banyak benih kesan yang sama terhadapnya di luar sana. Bahkan itu berproses pada diri Regina*.
Saya ingin mengangkat topi untuknya hari ini. Aku kutipan yang indah untuk semua muridnya. "Seorang guru sejati adalah seorang yang membangun jembatan menuju masa depan yang yang lebih baik. Membiarkan setiap murid berjalan menyebranginya. Dan pada akhirnya, dia membiarkan dirinya runtuh."
Michael, he is your SoulMath....
Note :
* Regina --teman Michael di SMP Makarios, Class of 2006.
2 komentar:
i can say..
nothing...[silent]
i bet anyone knows wat's inside my mind now after i read it..
waagh2,, keren sekali blog'na,,
jadi pingin nulis juga,, ahaha,,
Posting Komentar